Rabu, 13 Desember 2017

ETIKA MORAL DAN AKHLAK MENURUT AJARAN ISLAM

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ETIKA MORAL DAN AKHLAK MENURUT AJARAN ISLAM





 


Dosen Pengampu :
Ahmad Syauqi Hidayatulah M.Pd.
Disusun Oleh :
Nugraha Aji Pradana (2017015029)





FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2017
















KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat illahi rabbi yang dengan segala nikmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, dan umatnya hingga akhir zaman.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Makalah ini berjudul “Etika, Moral, dan Ahklak”.
1.      Ahmad Syauqi Hidayatulah M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Yogyakarta, 27 November 2017

      Penulis


















DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang............................................................................................................. 4
B.     Rumusan Masalah........................................................................................................ 5       
C.     Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 5
D.     Manfaat Penulisan........................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN
A.     Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak........................................................................... 6
B.     Karakteristik Etika Islam.............................................................................................. 9
C.     Nilai-Nilai Moral.......................................................................................................... 10
D.     Hubungan Tasawuf dengan Akhlak............................................................................. 11
E.      Kedudukan Etika, Moral, dan Akhlak dalam Pendidikan Islam................................. 12
BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan................................................................................................................... 13
B.     Saran............................................................................................................................. 13
C.     Daftar Pustaka.............................................................................................................. 14












BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Pendidikan Islam pada intinya adalah sebagai wahana pembentukan manusia yang bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran Islam moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari keimanan. Keimanan merupakan pengakuan hati. Akhlak adalah pantulan iman yang berupa perilaku, ucapan, dan sikap atau dengan kata lain akhlak adalah amal saleh. Iman adalah maknawi (abstrak) sedangkan akhlak adalah bukti keimanan dalam bentuk perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran dan karena Allah semata.
Berkaitan dengan pernyataan di atas bahwa akhlak tidak akan terpisah dari keimanan, dalam al-Qur'an juga sering dijelaskan bahwa setelah ada pernyataan “orang-orang yang beriman,” maka langsung diikuti oleh “beramal saleh.” Dengan kata lain amal saleh sebagai manifestasi dari akhlak merupakan perwujudan dari keimanan seseorang. Pemahaman moralitas dalam bahasa aslinya dikenal dengan dua istilah yaitu al-akhlaq al-karimah dan al-akhlaq al-mahmudah. Keduanya memiliki pemahaman yang sama yaitu akhlak yang terpuji dan mulia, semua perilaku baik, terpuji, dan mulia yang diridlai Allah.
Satu masalah sosial/kemasyarakatan yang harus mendapat perhatian kita bersama dan perlu ditanggulangi dewasa ini ialah tentang kemerosotan akhlak atau dekadensi moral.
Di samping kemajuan teknologi akibat adanya era globalisasi, kita melihat pula arus kemorosotan akhlak yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita. Dalam surat-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan dikalangan remaja putrid dan lain sebagainya.
Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah  yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh kerena itu persoalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif,  yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kemerosotan akhlak dan moral dikalangan remaja.











Rumusan Masalah

1.      Apa itu pengertian dari etika, moral, dan akhlak ?
2.      Apakah penting etika, moral, dan akhlak dalam islam?
3.      Dalil apa saja yang menyangkut tentang etika, moral, dan akhlak?
4.      Apa tujuan etika, moral, dan ahklak dan manfaatnya ?


Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan masalah ini selain untuk memenuhi tugas yang dibebankan oleh Ahmad Syauqi Hidayatulah M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Saya akan memberi gambaran tentang etika, moral, dan akhlak. Semoga pembaca makalah ini menambah wawasan, dan bermanfaat.


Manfaat Penulisan

1.      Dapat menambah pengetahuan etika, moral, dan aklah dalam islam
2.      Dapat mengetahui tentang apa saja yang ada etika, moral, dan aklah dalam islam
3.      Dapat mengetahui nilai-nilai etika, moral, dan aklah dalam islam dalam aspek kehidupan dan akhirat.
4.      Dapat diterapkan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan dimanapun.











BAB II
PEMBAHASAN


A.   Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak


  • Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari kata  "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan” adalah segala sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benarsalahbaikburuk, dan tanggung jawab.
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.


  • Pengertian Moral
Kata Moral berasal dari Bahasa Latin Moralitas, adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu, tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan disekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
Moral adalah produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa moralmerupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.


  • Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab “akhlaq” yang merupakan bentuk jamak dari “khuluq”. Secara bahasa “akhlak” mempunyai arti budi pekerti , tabiat, dan watak. Dalam kebahasaan akhlak sering disinonimkan dengan moral dan etika. Menurut istilah yang dijelaskan oleh Ibnu Maskawih “akhlak adalah perilaku jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan”. (Saputra, 2004: 30).
Menurut Abdul hamid yusuf akhlak adalah ilmu yang memberikan keterangan tentang perbuatan yang mulia dan memberikan cara-cara untuk melakukannya. (Mahjuddin, 2004: 9), sedangkan menurut Ja’ad maulana “akhlak adalah ilmu yang menyelidiki gerak  jiwa manusia, apa yang dibiasakan mereka dari perbuatan dan perkatan dan menyingkap hakikat-hakikat baik dan buruk”. (Zahruddin, 2000: 6). Akhlak menurut Ahmad amin adalah kehendak yang biasa dilakukan. Artinya segala sesuatu yang kehendak yang terbiasa dilakukan, disebut akhlak. (Amin, 1995: 62).


Dalil-dalil yang berhubungan dengan akhlak, moral, dan etika :

Firman Allah swt:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” (QS. Ali Imran: 190)

“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat maruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An-nisa: 114)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal:2)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal:2)

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mumin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 111)

“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu” (QS. Yasin: 60)

“Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.” (QS. Sad: 46)



Sabda Rasulullah:
‘Sesungguhnya aku Muhammad s.a.w. tidak diutus melainkan untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.’

‘Ketahuilah kamu di dalam badan manusia terdapat segumpal darah. Apabila baik maka baiklah keseluruhan segala perbuatannya dan apabila buruk maka buruklah keseluruhan tingkah lakunya. Ketahuilah kamu bahawa ia adalah hati’

‘Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa paras kamu dan tidak kepada tubuh badan kamu, dan sesungguhnya Allah tetap melihat kepada hati kamu dan segala amalan kamu yang berlandaskan keikhlasan hati.’

‘Seseorang itu tidak beriman sehinggalah dia mengasihi terhadap saudaranya seperti mana dia kasih terhadap dirinya sendiri’
(Riwayat Bukhari dan Muslim)

‘Sesunggubnya amalan yang sangat dicintai Allah selepas melakukan ibadat fardhu oleh hambanya ialah mengembirakan hati saudaranya sesama Islam’
(Riwayat Baihaqi).


B.    Karakteristik Etika Islam

Definisi Karakter
Karakter (khuluk) merupakan suatu keadaan jiwa dimana  jiwa bertindak tanpa di pikir atau di pertimbangkan secara mendalam. Karakter ini ada 2 jenis;

1.      alamiah dan bertolak dari watak.
Misalnya pada orang yang gampang sekali marah karena  hal paling kecil atau takut menghadapi insiden yang paling  sepele. Juga pada orang yang terkesiap berdebar-debar di sebabkan suara yang amat lemah yang menerpa gendang telinganya atau ketakutan lantaran mendengar  suata berita atau tertawa berlebih-lebihan hanya karena suatu hal yang amat sangat biasa yang telah membuatnya kagum, atau sedih sekali cuma karena suatu hal yang tak terlalu memprihatinkan yang telah menimpanya.

2.      tercipta melalui kebiasaan dan latihan.
Pada mulanya keadaan ini terjadi karena di pertimbangkan dan dipikirkan, namun kemudian melalui praktek terus-menerus menjadi karakter. Karenanya para cendikiawan klasik sering berbeda pendapat mengenai karakter. Sebagian berpendapat bahwa karakter di miliki oleh jiwa yang tidak berpikir (nonrasional). Sementara yang lain berkata bahwa bisa juga karakter itu milik jiwa yang berpikir (rasional).
Ada yang berpendapat bahwa karakter itu alami sifatnya, dan juga dapat berubah cepat atau lamban melalui disiplin serta nasihat-nasihat yang mulia. Pendapat yang terakhir inilah yang kami dukung karena sudah kami kaji secara langsung.
Adapun pendapat pertama akan menyababkan tidak berlakunya fakultas nalar, tertolaknya segala bentuk norma dan bimbingan, tunduknya (kecendrungan ) orang kepada kekejaman dan kelalaian, serta banyak remaja dan anak berkembang liar tanpa nasihat dan pendidikan. Ini tentu saja sangat negatif.

Karakteristik Etika Islam
Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu. Moral adalah secara etimologis berarti adat kebiasaan,susila. Jadi moral adalah perilaku yang sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan yang oleh umum di terima, meliputi kesatuan sosial/lingkungan tertentu. Sedangkan akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk tentang perkataan/perbuatan manusia lahir dan batin.
Didalam islam, etika yang diajarkan dalam islam berbeda dengan etika filsafat. Etika Islam memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.      Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
2.      Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik dan buruknya perbuatan seseorang didasarkan kepada al-Qur’an dan al-Hadits yang shohih.
3.      Etika Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia kapanpun dan dimanapun mereka berada.


C.   Nilai – Nilai Moral
         
Yang dibicarakan tentang nilai pada umumnya tentu berlaku juga untuk nilai moral, nilai moral mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1.    Berkaitan dengan tanggung jawab kita
            Nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai-nilai moral mengakibatkan bahwa seseorang bersalah atau tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab.
2.    Berkaitan dengan hati nurani
            Semua nilai minta untuk diakui dan diwujudkan. Nilai selalu mengandung semacam undangan atau imbauan. Nilai estetis, misalnya, seolah-olah “minta” supaya diwujudkan dalam bentuk lukisan, komposisi musik, atau cara lain. Dan kalau sudah jadi, lukisan “minta” untuk dipamerkan dan musik “minta” untuk diperdengarkan. Tapi pada nilai-nilai moral tuntutan ini lebih mendesak dan lebih serius. Mewujudkan nilai-nilai moral merupakan “imbauan” dari hai nurani. Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilai ini menimbulkan “suara” dari hati nurani yang menuduh kita bila meremehkan atau menentang nilai-nilai moral dan memuji kita bila mewujudkan nilai-nilia moral.
3.    Mewajibkan
          Kewajiban absolut yang melekat pada nilai-nilai moral berasal dari kenyataan bahwa nilai-nilai ini berlaku bagi manusia sebagai manusia. Karena itu nilai moral berlaku juga untuk setiap manusia.

        
D.   Hubungan Tasawuf dengan Akhlak

Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan cara mensucikan hati. Hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan Tuhan malah dapat melihat Tuhan (al-Ma’rifah). Dalam tasawuf disebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat didekati kecuali oleh hati yang suci.
Kalau ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga bagaimana mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara zahiriah yakni dengan cara-cara yang nampak seperti keilmuan, keteladanan, pembiasaan, dan lain-lain maka ilmu tasawuf menerangkan bagaimana cara menyucikan hati , agar setelah hatinya suci yang muncul dari perilakunya adalah akhlak al-karimah. Perbaikan akhlak, menurut ilmu tasawuf, harus berawal dari penyucian hati.
Dalam kacamata akhlak, tidaklah cukup iman seseorang hanya dalam bentuk pengakuan, apalagi kalau hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang “kaffah” adalah iman,ilmu dan amal. Amal itulah yang dimaksud akhlak . Tujuan yang hendak dicapai dengan ilmu akhlak adalah kesejahteraan hidup manusia de dunia dan kebahagian hidup di akhirat.
Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada Tuhan), tapi dari sisi lain akhlak pun merupakan usaha manusia secara “zahiriyyah”  dan “riyadh"


E.   Kedudukan Etika, Moral, dan Akhlak dalam Pendidikan Islam

Pendidikan Islam merupakan suatu upaya yang terstruktur untuk membentuk manusia yang berkarakter sesuai dengan konsekuensinya sebagai seorang muslim.
Istilah pendidikan Islam dapat dipahami dari tiga sudut pandang. Pertama, pendidikan agama Islam, kedua, pendidikan dalam Islam, ketiga, pendidikan menurut Islam.
Dalam Islam dikenal adanya dua kerangka dasar ajaran Islam yang meliputi aspek aqidah dan syari’ah. Pendapat yang demikian antara lain dikemukakan oleh Mahmud Syaltout. Dalam pandangannya, akhlak adalah salah satu bagian dari aspek syari’ah. Sebutan yang dipakai untuk menunjuk akhlak sebagai bagian dari syari’ah adalah al fiqh al-khuluqiyah. Di lain pihak para ulama secara langsung menempatkan akhlak sebagai bagian yang berdiri sendiri. Mengikuti pendapat yang kedua, maka kerangka dasar Islam meliputi aqidah, syari’ah, dan akhlak.
Karena posisi akhlak merupakan satu kesatuan utuh dari ajaran Islam, maka akhlak dalam Islam mendasarkan ajaran-ajarannya tentang baik dan buruk, benar dan salah, bersumberkan kepada ajaran Allah. Tolak ukur kelakuan baik dan buruk mestilah merujuk kepada ketentuan Allah.
Demikian rumus yang diberikan oleh kebanyakan ulama. Diyakini sepenuhnya bahwa apa yang dinilai baik oleh Allah, pasti baik dalam esensinya. Demikian pula sebaliknya, tidak mungkin Allah akan menilai kebohongan sebagai kelakuan baik, karena kebohongan esensinya adalah buruk.
Oleh karena itu, menurut Quraish Shihab akhlak dalam agama Islam tidak dapat disamakan dengan etika atau moral, jika pengertiannya hanya semata menunjuk kepada sopan santun di antara manusia, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriyah. Akhlak dalam Islam memiliki makna yang lebih luas, yang mencakup beberapa hal yang tidak merupakan sifat lahiriyah. Akhak Islam berkaitan dengan sikap batin maupun pikiran. Akhlak Islam juga memiliki cakupan yang lebih luas, karena tidak semata mengatur hubungan manusia dengan manusia.
Akhlak Islam mencakup hubungan manusia dengan Allah hingga hubungan manusia dengan sesama makhluk lainnya (manusia, binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa lainnya).
Dalam pandangan Durkheim, moralitas atau etika tidak bisa dianggap hanya menyangkut suatu ajaran normatif tentang baik dan buruk, melainkan suatu sistem fakta yang diwujudkan, yang terkait dengan keseluruhan sistem dunia. Moralitas bukan saja menyangkut sistem perilaku yang ‘sewajarnya’ melainkan juga suatu sistem yang didasarkan pada ketentuan-ketentuan. Dan ketentuan ini adalah sesuatu yang berada di luar diri si pelaku. Ketentuan-ketentuan atau hukum-hukum moral itu berasal dari masyarakat.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Etika adalah segala sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilaiatau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moralMoral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk. Akhlak adalah perilaku jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan.
Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur dan mulia serta meluruskan perbuatan manusia sebagai upaya memanusiakan manusia. Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada Tuhan), tapi dari sisi lain akhlak pun merupakan usaha manusia secara “zahiriyyah”  dan “riyadhah”.
Aktualisasi akhlak dalam kehidupan bermasyarakat meliputi Aklak terhadap Allah, Akhlak terhadap Rosullah, Akhlak terhadap diri sendiri, Akhlak terhadap sesame, dan Akhlak terhadap makhluk.

B.  Saran

Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W, setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya.







DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon. 2009. Akhlak Tasawuf. Bandung:Pustaka Setia.

Hamka. 1987.Tasawuf Modern . Jakarta: Panjimas.

Darajat, Zakiah. 1983. Pengantar Ilmu Tasawuf.Jakarta: Panjimas.

Anwar, Rosihon. 2009. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka setia.

Anwar, Rosihon. 2009.Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.

Rosihon Anwar. 2009. Akhlak Tasawuf.Bandung: Pustaka Setia.