MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ETIKA MORAL DAN AKHLAK MENURUT
AJARAN ISLAM
Dosen
Pengampu :
Ahmad Syauqi Hidayatulah M.Pd.
Disusun
Oleh :
Nugraha Aji Pradana (2017015029)
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan ke-hadirat illahi rabbi yang dengan segala nikmat-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Sholawat serta salam semoga tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, dan umatnya hingga
akhir zaman.
Penyusunan makalah ini
ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Makalah
ini berjudul “Etika, Moral, dan Ahklak”.
1. Ahmad Syauqi Hidayatulah
M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Yogyakarta, 27 November
2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................................. 3
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 5
D.
Manfaat Penulisan........................................................................................................ 5
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak........................................................................... 6
B. Karakteristik Etika Islam.............................................................................................. 9
C. Nilai-Nilai Moral.......................................................................................................... 10
D. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak............................................................................. 11
E.
Kedudukan Etika, Moral, dan
Akhlak dalam Pendidikan Islam................................. 12
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................................... 13
B. Saran............................................................................................................................. 13
C.
Daftar Pustaka.............................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
Islam pada intinya adalah sebagai wahana pembentukan manusia yang bermoralitas
tinggi. Di dalam ajaran Islam moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari
keimanan. Keimanan merupakan pengakuan hati. Akhlak adalah pantulan iman yang
berupa perilaku, ucapan, dan sikap atau dengan kata lain akhlak adalah amal
saleh. Iman adalah maknawi (abstrak) sedangkan akhlak adalah bukti keimanan
dalam bentuk perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran dan karena Allah semata.
Berkaitan
dengan pernyataan di atas bahwa akhlak tidak akan terpisah dari keimanan, dalam
al-Qur'an juga sering dijelaskan bahwa setelah ada pernyataan “orang-orang yang
beriman,” maka langsung diikuti oleh “beramal saleh.” Dengan kata lain amal
saleh sebagai manifestasi dari akhlak merupakan perwujudan dari keimanan
seseorang. Pemahaman moralitas dalam bahasa aslinya dikenal dengan dua istilah
yaitu al-akhlaq al-karimah dan al-akhlaq al-mahmudah. Keduanya memiliki
pemahaman yang sama yaitu akhlak yang terpuji dan mulia, semua perilaku baik,
terpuji, dan mulia yang diridlai Allah.
Satu
masalah sosial/kemasyarakatan yang harus mendapat perhatian kita bersama dan
perlu ditanggulangi dewasa ini ialah tentang kemerosotan akhlak atau dekadensi
moral.
Di
samping kemajuan teknologi akibat adanya era globalisasi, kita melihat pula
arus kemorosotan akhlak yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda
kita. Dalam surat-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang
perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras,
penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun,
meningkatnya kasus-kasus kehamilan dikalangan remaja putrid dan lain sebagainya.
Hal
tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang
kini semakin marak, Oleh kerena itu persoalan remaja seyogyanya mendapatkan
perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih
positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam
menanggulangi kemerosotan akhlak dan moral dikalangan remaja.
Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian dari etika, moral, dan
akhlak ?
2. Apakah penting etika, moral, dan akhlak dalam
islam?
3. Dalil apa saja yang menyangkut tentang etika,
moral, dan akhlak?
4. Apa tujuan etika, moral, dan ahklak dan
manfaatnya ?
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan masalah ini selain untuk memenuhi tugas yang
dibebankan oleh Ahmad Syauqi Hidayatulah M.Pd. selaku dosen pembimbing mata
kuliah Pendidikan Agama Islam. Saya akan memberi gambaran tentang etika, moral,
dan akhlak. Semoga pembaca makalah ini menambah wawasan, dan bermanfaat.
Manfaat Penulisan
1. Dapat menambah pengetahuan etika, moral, dan
aklah dalam islam
2. Dapat mengetahui tentang apa saja yang ada
etika, moral, dan aklah dalam islam
3. Dapat mengetahui nilai-nilai etika, moral, dan
aklah dalam islam dalam aspek kehidupan dan akhirat.
4. Dapat diterapkan diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, dan dimanapun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak
- Pengertian Etika
Etika berasal
dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari kata "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan” adalah segala sesuatu
dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
St. John of Damascus (abad ke-7
Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam
pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan,
antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat
orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia.
Kata
Moral berasal dari Bahasa
Latin Moralitas, adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang
memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral
artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu, tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang
memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu
sifat dasar yang diajarkan disekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati
oleh sesamanya.
Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian
terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah
perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia.
Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.
Moral
adalah produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang
berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak
lama. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa moralmerupakan kondisi pikiran,
perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan
buruk.
- Pengertian Akhlak
Akhlak
berasal dari bahasa arab “akhlaq” yang merupakan bentuk jamak
dari “khuluq”. Secara bahasa “akhlak” mempunyai arti budi pekerti , tabiat,
dan watak. Dalam kebahasaan akhlak sering disinonimkan dengan moral dan etika.
Menurut istilah yang dijelaskan oleh Ibnu Maskawih “akhlak adalah perilaku jiwa
seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui
pertimbangan”. (Saputra, 2004: 30).
Menurut
Abdul hamid yusuf akhlak adalah ilmu yang memberikan keterangan tentang
perbuatan yang mulia dan memberikan cara-cara untuk melakukannya. (Mahjuddin,
2004: 9), sedangkan menurut Ja’ad maulana “akhlak adalah ilmu yang menyelidiki
gerak jiwa manusia, apa yang dibiasakan mereka dari perbuatan dan
perkatan dan menyingkap hakikat-hakikat baik dan buruk”. (Zahruddin, 2000: 6).
Akhlak menurut Ahmad amin adalah kehendak yang biasa dilakukan. Artinya segala
sesuatu yang kehendak yang terbiasa dilakukan, disebut akhlak. (Amin, 1995:
62).
Dalil-dalil yang berhubungan dengan akhlak, moral, dan etika :
Firman Allah swt:
“Sesungguhnya dalam penciptaan
langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” (QS. Ali Imran: 190)
“Tidak ada kebaikan dari banyak
pembicaraan mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh
(manusia) memberi sedekah, atau berbuat maruf, atau mengadakan perdamaian
diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An-nisa: 114)
“Sesungguhnya orang-orang yang
beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan
apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya
kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS.
Al Anfal:2)
“Sesungguhnya orang-orang yang
beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan
apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya
kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS.
Al Anfal:2)
“Sesungguhnya Allah telah
membeli dari orang-orang mumin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga
untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau
terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada
Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan
itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 111)
“Bukankah Aku telah
memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan?
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu” (QS. Yasin: 60)
“Sesungguhnya Kami telah
mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi
yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.” (QS. Sad: 46)
Sabda Rasulullah:
‘Sesungguhnya aku Muhammad s.a.w.
tidak diutus melainkan untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.’
‘Ketahuilah kamu di dalam badan
manusia terdapat segumpal darah. Apabila baik maka baiklah keseluruhan segala
perbuatannya dan apabila buruk maka buruklah keseluruhan tingkah lakunya. Ketahuilah
kamu bahawa ia adalah hati’
‘Sesungguhnya Allah tidak
melihat kepada rupa paras kamu dan tidak kepada tubuh badan kamu, dan
sesungguhnya Allah tetap melihat kepada hati kamu dan segala amalan kamu yang
berlandaskan keikhlasan hati.’
‘Seseorang itu tidak beriman
sehinggalah dia mengasihi terhadap saudaranya seperti mana dia kasih terhadap
dirinya sendiri’
(Riwayat Bukhari dan Muslim)
‘Sesunggubnya amalan yang
sangat dicintai Allah selepas melakukan ibadat fardhu oleh hambanya ialah
mengembirakan hati saudaranya sesama Islam’
(Riwayat Baihaqi).
B. Karakteristik Etika Islam
Definisi Karakter
Karakter
(khuluk) merupakan suatu keadaan jiwa dimana jiwa bertindak tanpa
di pikir atau di pertimbangkan secara mendalam. Karakter ini ada 2 jenis;
1. alamiah dan bertolak dari
watak.
Misalnya
pada orang yang gampang sekali marah karena hal paling kecil atau takut
menghadapi insiden yang paling sepele. Juga pada orang yang terkesiap
berdebar-debar di sebabkan suara yang amat lemah yang menerpa gendang
telinganya atau ketakutan lantaran mendengar suata berita atau tertawa
berlebih-lebihan hanya karena suatu hal yang amat sangat biasa yang telah
membuatnya kagum, atau sedih sekali cuma karena suatu hal yang tak terlalu
memprihatinkan yang telah menimpanya.
2. tercipta melalui kebiasaan dan
latihan.
Pada
mulanya keadaan ini terjadi karena di pertimbangkan dan dipikirkan, namun
kemudian melalui praktek terus-menerus menjadi karakter. Karenanya para
cendikiawan klasik sering berbeda pendapat mengenai karakter. Sebagian
berpendapat bahwa karakter di miliki oleh jiwa yang tidak berpikir
(nonrasional). Sementara yang lain berkata bahwa bisa juga karakter itu milik
jiwa yang berpikir (rasional).
Ada
yang berpendapat bahwa karakter itu alami sifatnya, dan juga dapat berubah
cepat atau lamban melalui disiplin serta nasihat-nasihat yang mulia. Pendapat
yang terakhir inilah yang kami dukung karena sudah kami kaji secara langsung.
Adapun
pendapat pertama akan menyababkan tidak berlakunya fakultas nalar, tertolaknya
segala bentuk norma dan bimbingan, tunduknya (kecendrungan ) orang kepada
kekejaman dan kelalaian, serta banyak remaja dan anak berkembang liar tanpa
nasihat dan pendidikan. Ini tentu saja sangat negatif.
Karakteristik Etika Islam
Etika
adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu
masyarakat tertentu. Moral adalah secara etimologis berarti adat
kebiasaan,susila. Jadi moral adalah perilaku yang sesuai dengan ukuran-ukuran
tindakan yang oleh umum di terima, meliputi kesatuan sosial/lingkungan
tertentu. Sedangkan akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan
buruk tentang perkataan/perbuatan manusia lahir dan batin.
Didalam islam, etika yang
diajarkan dalam islam berbeda dengan etika filsafat. Etika Islam memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku
yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
2. Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran
baik dan buruknya perbuatan seseorang didasarkan kepada al-Qur’an dan al-Hadits
yang shohih.
3. Etika Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima
dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia kapanpun dan dimanapun mereka
berada.
C. Nilai – Nilai Moral
Yang
dibicarakan tentang nilai pada umumnya tentu berlaku juga untuk nilai moral,
nilai moral mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berkaitan
dengan tanggung jawab kita
Nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab.
Nilai-nilai moral mengakibatkan bahwa seseorang bersalah atau tidak bersalah,
karena ia bertanggung jawab.
2. Berkaitan
dengan hati nurani
Semua nilai minta untuk diakui dan diwujudkan. Nilai selalu
mengandung semacam undangan atau imbauan. Nilai estetis, misalnya, seolah-olah
“minta” supaya diwujudkan dalam bentuk lukisan, komposisi musik, atau cara
lain. Dan kalau sudah jadi, lukisan “minta” untuk dipamerkan dan musik “minta”
untuk diperdengarkan. Tapi pada nilai-nilai moral tuntutan ini lebih mendesak
dan lebih serius. Mewujudkan nilai-nilai moral merupakan “imbauan” dari hai
nurani. Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilai ini
menimbulkan “suara” dari hati nurani yang menuduh kita bila meremehkan atau
menentang nilai-nilai moral dan memuji kita bila mewujudkan nilai-nilia moral.
3. Mewajibkan
Kewajiban absolut yang melekat pada nilai-nilai moral berasal dari
kenyataan bahwa nilai-nilai ini berlaku bagi manusia sebagai manusia. Karena
itu nilai moral berlaku juga untuk setiap manusia.
D. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak
Tasawuf
adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan cara mensucikan hati.
Hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan Tuhan malah dapat melihat Tuhan (al-Ma’rifah). Dalam tasawuf disebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat
didekati kecuali oleh hati yang suci.
Kalau
ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga bagaimana
mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara zahiriah yakni dengan cara-cara
yang nampak seperti keilmuan, keteladanan, pembiasaan, dan lain-lain maka ilmu
tasawuf menerangkan bagaimana cara menyucikan hati , agar setelah hatinya suci
yang muncul dari perilakunya adalah akhlak al-karimah. Perbaikan akhlak,
menurut ilmu tasawuf, harus berawal dari penyucian hati.
Dalam
kacamata akhlak, tidaklah cukup iman seseorang hanya dalam bentuk pengakuan,
apalagi kalau hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang “kaffah” adalah iman,ilmu dan amal. Amal itulah yang dimaksud akhlak
. Tujuan yang hendak dicapai dengan ilmu akhlak adalah kesejahteraan hidup
manusia de dunia dan kebahagian hidup di akhirat.
Dari
satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada
Tuhan), tapi dari sisi lain akhlak pun merupakan usaha manusia secara “zahiriyyah” dan “riyadh"
E. Kedudukan Etika, Moral, dan
Akhlak dalam Pendidikan Islam
Pendidikan
Islam merupakan suatu upaya yang terstruktur untuk membentuk manusia yang
berkarakter sesuai dengan konsekuensinya sebagai seorang muslim.
Istilah pendidikan Islam dapat
dipahami dari tiga sudut pandang. Pertama, pendidikan agama Islam, kedua, pendidikan dalam Islam, ketiga,
pendidikan menurut Islam.
Dalam
Islam dikenal adanya dua kerangka dasar ajaran Islam yang meliputi aspek aqidah
dan syari’ah. Pendapat yang demikian antara lain dikemukakan oleh Mahmud
Syaltout. Dalam pandangannya, akhlak adalah salah satu bagian dari aspek
syari’ah. Sebutan yang dipakai untuk menunjuk akhlak sebagai bagian dari
syari’ah adalah al
fiqh al-khuluqiyah. Di lain pihak para ulama
secara langsung menempatkan akhlak sebagai bagian yang berdiri sendiri.
Mengikuti pendapat yang kedua, maka kerangka dasar Islam meliputi aqidah,
syari’ah, dan akhlak.
Karena posisi akhlak merupakan
satu kesatuan utuh dari ajaran Islam, maka akhlak dalam Islam mendasarkan
ajaran-ajarannya tentang baik dan buruk, benar dan salah, bersumberkan kepada
ajaran Allah. Tolak ukur kelakuan baik dan buruk mestilah merujuk kepada
ketentuan Allah.
Demikian
rumus yang diberikan oleh kebanyakan ulama. Diyakini sepenuhnya bahwa apa yang
dinilai baik oleh Allah, pasti baik dalam esensinya. Demikian pula sebaliknya,
tidak mungkin Allah akan menilai kebohongan sebagai kelakuan baik, karena
kebohongan esensinya adalah buruk.
Oleh
karena itu, menurut Quraish Shihab akhlak dalam agama Islam tidak dapat
disamakan dengan etika atau moral, jika pengertiannya hanya semata menunjuk
kepada sopan santun di antara manusia, serta hanya berkaitan dengan tingkah
laku lahiriyah. Akhlak dalam Islam memiliki makna yang lebih luas, yang
mencakup beberapa hal yang tidak merupakan sifat lahiriyah. Akhak Islam
berkaitan dengan sikap batin maupun pikiran. Akhlak Islam juga memiliki cakupan
yang lebih luas, karena tidak semata mengatur hubungan manusia dengan manusia.
Akhlak
Islam mencakup hubungan manusia dengan Allah hingga hubungan manusia dengan
sesama makhluk lainnya (manusia, binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak
bernyawa lainnya).
Dalam
pandangan Durkheim, moralitas atau etika tidak bisa dianggap hanya menyangkut
suatu ajaran normatif tentang baik dan buruk, melainkan suatu sistem fakta yang
diwujudkan, yang terkait dengan keseluruhan sistem dunia. Moralitas bukan saja
menyangkut sistem perilaku yang ‘sewajarnya’ melainkan juga suatu sistem yang
didasarkan pada ketentuan-ketentuan. Dan ketentuan ini adalah sesuatu yang
berada di luar diri si pelaku. Ketentuan-ketentuan atau hukum-hukum moral itu
berasal dari masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika
adalah segala sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilaiatau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku
manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk. Akhlak adalah perilaku
jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui
pertimbangan.
Etika Islam mengatur dan
mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur dan mulia serta
meluruskan perbuatan manusia sebagai upaya memanusiakan manusia. Dari satu segi
akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada Tuhan), tapi
dari sisi lain akhlak pun merupakan usaha manusia secara “zahiriyyah” dan “riyadhah”.
Aktualisasi akhlak dalam
kehidupan bermasyarakat meliputi Aklak terhadap Allah, Akhlak terhadap
Rosullah, Akhlak terhadap diri sendiri, Akhlak terhadap sesame, dan Akhlak
terhadap makhluk.
B. Saran
Dan
diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun
dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran
islam dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad
S.A.W, setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon. 2009. Akhlak Tasawuf.
Bandung:Pustaka Setia.
Hamka. 1987.Tasawuf Modern . Jakarta: Panjimas.
Darajat, Zakiah. 1983. Pengantar Ilmu
Tasawuf.Jakarta: Panjimas.
Anwar, Rosihon. 2009. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka setia.
Anwar, Rosihon. 2009.Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka
Setia.
Rosihon Anwar. 2009. Akhlak Tasawuf.Bandung: Pustaka
Setia.